Senin, 26 Mei 2014

Teman Pertama


“Kruu—k” perutku berbunyi tepat saat aku membuka kulkas yang kosong, sungguh menyebalkan memang karena ini berarti aku harus pergi ke minimarket terdekat untuk membeli makanan, dengan sangat terpaksa aku melangkahkan kaki keluar rumah. Hari ini cukup panas, untungnya aku memakai hoodie kesayanganku. 
Minimarket lumayan jauh dari rumahku, aku harus bersabar apalagi ketika aku melihat banyak orang melintas di depanku. Aku sedikit benci pada mereka, ah bukan benci tapi lebih tepatnya iri, mereka bisa tersenyum, tertawa, dan mereka tidak sendirian.

                                                                           -----

Aku keluar dari minimarket dengan membawa kantong plastik berisi banyak makanan, jangan salah sangka, ini semua untuk persediaan di rumah. Bertepatan saat aku keluar, ada kakak beradik masuk ke minimarket sambil tertawa dan bercanda, aku bisa melihat betapa bahagianya mereka.

“Rasanya punya saudara kandung itu gimana sih?” kata-kata itu terucap begitu saja olehku
“Menyenangkan”

Tiba-tiba orang asing berjaket hitam di sebelahku ikut berbicara, sepertinya dia juga memperhatikan kakak beradik itu

“Kau berbicara padaku?” tanyaku untuk memastikan
“Memangnya harus pada siapa lagi?” balasnya

Lelaki itu lebih tinggi dariku, matanya aneh, rambutnya berwarna merah muda, kulitnya pucat dan sepertinya dia kurang tidur.

“Memangnya kau punya saudara?”
“Zeo pernah punya”
“Aku iri”
“Kenapa?”
“Karena aku selalu sendiri”
“Selama ini kamu sendirian?”

Entah kenapa kami jadi bercakap-cakap dan aku mencoba berterus terang kepadanya

“Iya, orang tuaku tidak memperdulikanku, aku tidak punya teman, aku selalu sendiri”
“Kasihan sekali”
“Tidak ada siapa-siapa disini”
“Jadi kamu anggap Zeo tidak ada?” dia menundukkan kepalanya sambil menatap mataku

Orang ini aneh, pikirku.

“Kamu cuma orang biasa, datang lalu pergi, terus aku sendirian lagi”
“Segampang itu kamu mengatai orang lain” balasnya dengan nada kesal
“Aku tidak lihat perbedaanmu dengan orang lain kecuali fisik” kataku jujur
“Penglihatanmu buruk, matamu jelek, sorotan matamu Zeo tidak suka”

Aku terdiam, orang ini benar-benar aneh

“Cobalah berbaur dengan orang lain” dia melanjutkan

Aku tidak tahu harus berbicara apa-lagi, aku hanya mengganguk

“Kamu seperti Zeo yang dulu” dia berbicara lagi
“Maksudmu?” aku benar-benar bingung
“Dulu Zeo sepertimu tapi kemudian Ellie datang lalu entah kenapa teman Zeo bisa bertambah”

Aku mengerti maksudnya, jadi dia itu dulu sama sepertiku, tidak punya teman

“K-kalau begitu b-bolehkah aku menjadi temanmu?” kataku terbata-bata, aku terpengaruh kata-katanya
“Tentu” katanya singkat

Memang ini sungguh aneh, aku baru pertama kali bertemu dengannya tapi mendengar ucapan-ucapannya aku seperti tersihir, aku jadi ingin berteman dengannya

“Na-namaku Kyou, salam kenal”
“Namaku Zeo”
“Umurmu berapa?
“19”
“Aku lebih muda darimu”
“Aku tahu”

Tiba tiba ada suara ponsel berbunyi, itu ponsel punya Zeo

“Maaf Zeo harus pergi, Zeo ada misi penting” katanya terburu-buru
“Eh misi penting?” tanyaku
“Kau tidak perlu tahu,” 
“T-tunggu!!! apa kita bisa bertemu lagi?"
“Bisa” balasnya sambil tersenyum

Setelah itu dia lari dengan cepat sambil melambaikan tanggannya, aku bingung apa yang membuatnya terburu-buru, mungkin dia punya suatu pekerjaan yang hebat seperti polisi atau sejenisnya.

Yah sudahlah yang penting aku sudah berkenalan dengannya  

Zeo, Teman pertamaku





#BYE #GUEGATAULAGI #MASIHNEWBIE #AHAY #ALAY #MENYEDIHKAN

Minggu, 25 Mei 2014